BREAKING NEWS

Senin, 08 Januari 2018

Ini Dia Asal Usul Bangsa Indonesia Versi Islam

Banyak yang bilang, asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indocina. Awal mula bangsa Indonesia berasal dari lokasi tertentu. Dan lokasi tersebut bukanlah dari negeri ini. Buku-buku yang bisa dipercaya dan Kitab Suci menuturkan bahwa asal-usul manusia berasal dari sebuah tempat bernama Taman Eden yang diperkirakan berada di seputar Irak dan lokasinya diapit oleh dua sungai: Sungai Tigris dan Sungai Euphrate. Tempat yang menurut Kitab Suci adalah tempat dimana Nabi Adam diturunkan ke dunia ini dari surga.



Ada alternatif lain terkait dengan asal-usul penciptaan manusia, yaitu teori evolusi. Teori ini menyebutkan bahwa asal-usul manusia berasal dari eksistensi yang lebih rendah, yaitu binatang kera. Berbagai argumen dikeluarkan untuk mendukung teori evolusi ini. Namun bagi para pemegang Kitab Suci, tentunya teori ini sulit diterima.

Manusia bukan berasal dari kera, manusia berasal dari manusia sebelumnya, yaitu Adam. Nabi Adamlah nenek moyang bangsa manusia. Dan juga nenek moyang segala suku. Menurut Kitab Suci umat Islam, Al-Qur’an, keturunan Nabi Adam setelah Nabi Adam wafat mulai berada pada kehancuran generasi. Di mana akhlak dan moral mereka sudah mulai kacau dan mereka menyembah patung dan berhala sebagai Tuhan mereka.

Akhirnya Tuhan mengutus Nuh dari kalangan mereka juga untuk menyeru kepada kebaikan. Namun manusia tetap membangkang. Hanya ada 80 orang yang beriman termasuk ketiga anaknya, Sam, Ham, dan Yafith. Saat itulah terjadi azab Tuhan sebuah banjir bandang yang menenggelamkan seluruh bumi dan memusnahkan umat manusia yang tidak mengikuti ajakan Nuh untuk mengEsakan Tuhan. Hanya segelintir orang yang mengikuti ajakan Nuh yang selamat. Setelah banjr mulai reda, mereka yang selamat mulai tinggal si suatu daerah dan mendirikan sebuah desa. Ketiga anak Nuh, Sam, Ham, dan Yafith, juga pasangan-pasangan mereka, berpencar untuk mengembara ke seluruh dunia ini untuk meneruskan keturunan. Menurut sejarah Islam, Sam menurunkan bangsa-bangsa Asia, Ham menurunkan bangsa-bangsa Afrika, sedangkan Yafith menurunkan bangsa-bangsa Eropa. Jadi jelaslah bahwa asal-usul bangsa manusia menurut Islam, adalah berasal dari ketiga anak Nuh yang tak lain dan tak bukan adalah keturunan dari Adam, yaitu ras manusia.

Begitu pun nenek moyang bangsa Indonesia, yang berasal dari bangsa lain. Dari semua versi, keseluruhannya berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti kuat jika leluhur bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian selatan. Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku, ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia.

Teori awal asal-usul Bangsa Indonesia dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968). Dapat disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan secara bergelombang dari Asia Utara menuju Asia Selatan. Mereka kemudian mendiami wilayah yang berupa kepulauan yang membentang dari Madagascar sampai dengan Pulau Paskah (Chile), Taiwan, dan Selandia Baru yang dinamakan berkebudayaan Austronesia.

Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum. Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan. Sayangnya, masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip Out of Yunan.

Jalur migrasi berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’ bertentangan dengan pendekatan ‘Out of Yunan’. Pendekatan ‘Out of Yunan’ menerangkan migrasi Austronesia bermula dari Utara menuju semenanjung Melayu yang selanjutnya menyebar ke wilayah Timur Indonesia. Pendekatan ‘Out of Yunan’ dapat dilemahkan setelah ditelusuri berdasarkan pendekatan linguistik dan diperkuat pula oleh pembuktian genetika.

Berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’, migrasi leluhur dari Taiwan (Formosa) tiba terlebih dulu di Filipina bagian Utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Diduga migrasi dilakukan untuk memisahkan diri mencari wilayah baru di Selatan. Akibat dari migrasi ini kemudian membentuk budaya baru, termasuk diantaranya pembentukan cabang bahasa yang disebut Proto-Malayo-Polinesia (PMP). Teori migrasi awal bangsa Austronesia dari Formosa disampaikan oleh Daud A. Tanudirjo berdasarkan pandangan pakar linguistik Robert Blust yang menerangkan pola penyebaran bangsa-bangsa Austronesia.

Pada tahap selanjutnya sekitar 3500 hingga 2000 SM terjadi migrasi dari Masyarakat yang semula mendiami Filipina dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Migrasi yang berakhir di Maluku Utara ini kemudian meneruskan migrasinya sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM menuju ke Selatan dan Timur. Migrasi di bagian Selatan menuju gugus Nusa Tenggara, sedangkan di bagian Timur menuju pantai Papua bagian Barat. Dari Papua Barat ini kemudian mereka bermigrasi lagi dengan tujuan wilayah Oseania hingga mencapai Kepulauan Bismarck (Melanesia) sekitar 1500 SM.

Pada periode 3000 hingga 2000 SM, migrasi juga dilakukan ke bagian Barat yang dilakukan oleh mereka yang sebelumnya menghuni Kalimantan dan Sulawesi menuju Jawa dan Sumatera. Selanjutnya, hijrah pun diteruskan menuju semenanjung Melayu hingga ke seluruh wilayah di Asia Tenggara. Proses migrasi berulang-ulang dan menghabiskan masa ribuan tahun tidak hanya membentuk keanekaragaman budaya baru, akan tetapi juga pola penuturan (bahasa) baru. Tidak mengherankan jika Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya di Indonesia dahulu mengklain bahwa nusantara adalah bagian dari kekuasaan Austronesia.

Keinginan bangsa-bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia sebagai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) tidak diprioritaskan karena sebab senasib dan seperjuangan, melainkan karena kesamaan leluhur yang sangat memungkinkan untuk melatarbelakangi suatu bangsa. Untuk itu adalah hal yang kurang bijaksana jika kita membeda-bedakan antara Suku Sunda, Batak, Jawa, Bugis, dll, dan mengklaim jika suku yang satu lebih baik dari suku yang lainnya. Juga bukanlah tindakan yang bijaksana jika menganggap ras lain yang tinggal di Indonesia sebagai non-pribumi. Karena pada hakikatnya asal-usul bangsa-bangsa itu berasal dari leluhur yang sama. Jika ditarik benang merahnya, maka leluhur-leluhur itu akan berasal dari sumber yang sama yaitu Adam.
 
Copyright © 2014 keramatnusantara1

Powered by JoJoThemes