Kelompok Seni Ini Mampu Menghidupi Ratusan Orang Miskin Dan Anak Terlantar
Senin, 14 April 2025

Header Menu


Sejarah

Sejarah

Kelompok Seni Ini Mampu Menghidupi Ratusan Orang Miskin Dan Anak Terlantar

redaksi malam
Kamis, 22 Maret 2018

Seni Tradisi Bantengan Turonggo Seto Kinasih Tanpa Pakem Sing penting Bisa menghidupi Ratusan Janda Miskin dan Anak Terlantar

Seni Tradisional Bantengan adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yang menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Pelaku Bantengan yakin bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans” yaitu tahapan pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Bantuan Dahnyan



Sejarah Bantengan Turonggo Seto Kinasih

Seni  Bantengan  yang    telah  lahir  sejak  jaman  kerajaan  Singasari  (situs  candi  Jago  –  Tumpang)  sangat  erat kaitannya dengan Pencak Silat. Walaupun pada masa kerajaan Ken Arok tersebut bentuk kesenian bantengan belum seperti sekarang, yaitu berbentuk topeng kepala bantengan yang menari. Karena gerakan tari yang dimainkan mengadopsi  dari  gerakan  Kembangan  Pencak  Silat.

Tidak  aneh memang,  sebab  pada  awalnya  Seni  Bantengan  adalah  unsure hiburan  bagi  setiap  pemain  Pencak  Silat  setiap  kali  selesai melakukan  latihan  rutin. Setiap grup Bantengan minimal mempunyai 2 Bantengan seperti halnya satu pasangan yaitu Bantengan jantan dan betina.
Walaupun berkembang dari kalangan perguruan Pencak Silat, pada saat ini Seni Bantengan telah berdiri sendiri sebagai bagian seni tradisi sehingga tidak keseluruhan perguruan Pencak Silat di Indonesia mempunyai Grup Bantengan dan begitu juga sebaliknya.

Akan tetapi, di sebuah desa kecil dilereng arjuna sebuah padepokan milik Gus Kholil yang bernama GEMA QOLBU itu sengaja menyajikan seni bantengan dikarenakan ada banyak hal dan tuntutan yang berhubungan dengan ekonomi serta bagian dari unsur wajib

Kepada keramat NUSANTARA Gus klolil atau jejuluk Tabib gendengSobo Langit itu menyampaikan, Khususnya untuk turonggo seto kinasih, kami tidak mengedepankan pakem dalam seni bantengan karena acuan kami adalah bisa menghidupi ratusan orang yang wajib disantuni dan diperhatikan akan kelangsungan hidupnya tersebut ungkap Gus kholil.
Perkembangan kesenian Bantengan

Menurut pengasuh Padepokan Gema Qolbu,Perkembangan kesenian Bantengan mayoritas berada di masyarakat pedesaan atau wilayah pinggiran kota, kelompok kelompok termarginalkan  di daerah lereng pegunungan se-Jawa Timur tepatnya Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argop Untuk Kostum bantengan turonggo seto kinasih  terbuat dari kain hitam dan topeng yang berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli banteng.
Bantengan ini selalu diiringi oleh sekelompok orang yang memainkan musik khas bantengan dengan alat musik berupa gong, kendang, dan lain-lain. Kesenian ini dimainkan oleh dua orang laki-laki, satu di bagian depan sebagai kepalanya, dan satu di bagian belakang sebagai ekornya. dan biasanya, lelaki bagian depan akan kesurupan, dan orang yang di belakangnya akan mengikuti setiap gerakannya.


Tak jarang orang di bagian belakang juga kesurupan. tetapi, sangat jarang terjadi orang yang di bagian belakang kesurupan sedangkan bagian depannya tidak. bantengan dibantu agar kesurupan oleh orang (laki-laki) yang memakai pakaian serba merah yang biasa disebut abangan dan kaos hitam yang biasanya di sebut irengan.

Bantengan juga selalu diiringi oleh macanan. kostum macanan ini terbuat dari kain yang diberi pewarna (biasanya kuning belang oranye), yang dipakai oleh seorang lelaki. macanan ini biasanya membantu bantengan kesurupan dan menahannya bila kesurupannya sampai terlalu ganas. Namun tak jarang macanan juga kesurupan, bahkan Turonggo Seto kinasih ketika Menggelar acara ada khas yaitu kesurupan masal yang bisa diikuti Oleh 400 orang bahkan lebih aku Gus Kholil. / RED

Loading